Hingga Kamis (22/7/2021), atau 61 hari pasca meninggalnya Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, sudah ada 12 figur resmi cawagub Papua periode sisa (2021 2023). Ke 12 nama resmi calon pendamping baru petahana Gubernur Papua Lukas Enembe itu diusulkan 4 dari 9 parpol anggota Koalisi Papua Bangkit (Golkar, Demokrat, Hanura dan PKB) yang mengusung pasangan Lukas Enembe Klemen Tinal dalam Pilkada Papua. Dalam pengusulan bursa Cawagub, Partai Nasional Demokrat (NasDem) abstain dan tak mengusul nama untuk disahkan DPP nya di Jakarta, sebelum dikirim kembali ke DPR Papua, untuk menentukan satu nama, sekitar Agustus atau September 2021 mendatang.
Empat partai politik lainnya, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), hingga kini belum menyatakan sikap resmi. Lantas kenapa bursa cawagub memasuki tahap baru? Baru sebab, DPD Partai Golkar Papua, Rabu (21/7/2021) sore kemarin, resmi mengumumkan 6 nama kandidat pendamping Lukas Enembe (53 tahun), incumbent Gubernur Papua. Enam nama itu sudah diteken Plt Ketua DPD Golkar Papua Ahmad Doli Kurnia dan Plt Sekretarisnya Yopi Ingratubun dan sudah dikirim ke meja Ketua Umum DPP Partai Golkar Papua Airlangga Hartarto di Jakarta.
"Penentu akhir siapa nama yang masuk adalah DPP Golkar," kata kata Wakil Ketua I Bidang Organisasi DPD Golkar Papua Max Richard Krey di Hotel Sunny Jayapura, Rabu (21/7/2021) kemarin. Pengumuman resmi Golkar ini hanya berselang sepekan, setelah koalisi utamanya di Pilgub Papua, Partai Demokrat mengusung 6 figur wagub Papua. Kenapa Babak Krusial? Sebab di pekan ketiga Juli 2021 ini, 5 dari 9 anggota parpol Koalisi Papua Bangkit, sudah bersikap.
Demokrat dan Golkar sama sama mengusul 6 nama. Sedangkan Partai Nasdem memilih netral dan tak mengusul satu nama pun. "Kita menghormati almarhum Pak Klemen Tinal, kita tak usung nama cawagub ke koalisi Papua Bangkit," kata Ketua Partai Nasdem Papua Mathius Awoitauw yang juga Bupati Sentani. Sementara Partai Hanura dan PKB, sama sama mengusul nama serupa; Kanius "Kenny" Kogoya. Kenny adalah salah satu orang dekat Enembe.
Sejak dua tahun lalu, dia jadi pendamping Enembe di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, sebagai Sekretaris Umum KONI Papua. KONI banyak memainkan peran strategis menjelang pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 2 Oktober 2021 mendatang. Kenny juga adalah Ketua DPD Partai Hanura Papua dan mantan anggota DPRP periode 2014 2019. Nama Kenny juga berada di urutan ketiga dari enam figur usulan resmi Partai Golkar.
Kini dari 9 parpol koalisi Papua Bangkit di Pilgub 2018 lalu, hanya PAN, PKS, PPP dan PKPI yang belum bersikap resmi. "Jenderal Paulus itu figur ideal, tahu betul seluk beluk Papua," ujarnya. Demokrat mengusulkan 6 nama. Ada 5 incumbent bupati berbeda di Papua, sekaligus kader andalannya.
Mereka adalah Ricky Ham Pagawak (Bupati Mamberamo Tengah), Usman G Wanimbo (Bupati Tolikara), Tonny Tesar (Bupati Kepulauan Yapen), Natalis Tabuni (Bupati Intan Jaya), dan Yeremias Bisay (Bupati Waropen). Satu kader Demokrat, sekaligus Wakil Ketua DPRP Yunus Wonda bukan bupati namun, juga orang kepercayaan Enembe di elite Partai Demokrat Papua. Wonda juga punya peran strategis di perhelatan olahraga empat tahunan nasional, sebagai Ketua Harian PB PON Papua.
Kalaulah Demokrat menutup diri dan mengandalkan kader, namun tidak bagi Golkar. "Sebagai salah satu pengusung utama di Koalisi Papua Bangkit, Golkar", kata Wakil Ketua I Bidang Organisasi DPD Golkar Papua Max Richard Krey," lebih membuka diri bagi figur luar. Selain mengusung 4 kadernya, Golkar mengakomodir dua "orang luar". Keduanya adalah; Ketua DPD Partai Hanura Papua; Kenius Kogoya (43) dan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Paulus Waterpauw (56).
Sementara 4 kader Golkar adalah Fernando Archiles Yansen Tinal (38 tahun; adik kandung Klemen Tinal dan anggota DPRP), John Tabo (51 tahun; Bupati Membramo Raya), Ones Pahabol (51, Bupati Yahukimo 2005 2015), dan Paskalis Kossay (58; mantan anggota Fraksi Golkar di DPR RI). Sekadar diketahui, di dua tahun sisa periode keduanya (2018 2023), Lukas 'ditinggal wafat' wakilnya, Klemen Tinal (1970 21 Mei 2021). Klemen juga meninggalkan jabatan politik stratagis, Ketua DPD Partai Golkar Papua.